Perasaan Yang Hilang

Benar adanya ketika pertemuan itu ada, tentu saja perpisahan mengikutinya. Keduanya adalah sebuah langkah dan juga perasaan yang sangat sulit untuk dipahami. Langkah yang tak akan bisa ditolak. Perasaan selalu menjadi korban di dalamnya. Perasaan yang selalu menangis. Menjerit dalam diamnya. 

Begitulah aku, yang aku rasakan saat ini, yang sedang dinikmati oleh pahitnya perpisahan. Entah apa yang mendasari perpisahan ini.

Tiba-tiba... Mungkin kata tersebut yang pantas menjadi alasan. Tak ada alasan yang pasti dalam perpisahan ini. Memang sakit. Tetapi, apa yang harus aku lakukan saat ini? Benar, aku hanya diam menikmati perpisahan. Diamku adalah tangisku. Rasa hancurku yang berbelit-belit. 

Mungkin kamu tak tahu bagaimana perasaan ini ketika menerima arti perpisahan. Ya... kamu tidak memikirkan perasaanku. Perasaan yang sudah kau nikmati sendiri. Apa ini tanda terima dari perjuanganmu sendiri? Apa ini tanda terimakasih atas penerimaanku? Apa ini pantas? untuk kamu berikan kepadaku? Apa kamu memikirkan semua itu? 

Hatiku yang tahu. tidak hatimu. Kau sendiri mengetahui itu. 

Apa arti dari semua pernyataan yang kau katakan? Pernyataan yang selalu menjanjikan dalam setiap kata-katamu? Dimana semua pembuktianmu itu? Apa masih bisa kamu memberi sedikit alasan atas perpisahan ini? Mungkin tidak. Sampai saat ini pun, aku tak tahu dimana kamu. Semuanya Hilang. Memang Hilang. Dan Sudah Hilang. Hilang Perasaanmu. 

Comments

Popular posts from this blog

5 Serangkai Pond's Milikku

Review CETAPHIL Gentle Skin Cleanser Part 1

Oh Pantai